Monolog Seorang Satpam Malam Tentang Lelah, Dunia Maya, dan Daftar GBOWIN
Monolog Seorang Satpam Malam Tentang Lelah, Dunia Maya, dan Daftar GBOWIN
Blog Article
[Naskah Monolog – Setting: Pos Satpam, Pukul 02.12 WIB]
(Lampu neon berkedip lemah. Suara kipas angin tua dan kereta malam di kejauhan. Di dalam pos kecil, seorang pria duduk menyandarkan punggung ke tembok, mengenakan seragam lusuh dengan wajah yang sudah lama tak tidur cukup.)
SATPAM (berbicara sendiri, pelan):
Dunia ini nggak pernah benar-benar tidur, ya? Jam dua pagi, masih ada mobil yang lewat. Masih ada chat masuk dari grup alumni SD — nanyain kerjaan... padahal waktu reunian aja mereka lupa gue ada.
(Senyum tipis, pahit.)
Kadang gue mikir, apa hidup ini cuma muter dari jaga malam, pulang pagi, tidur sebentar, terus ulang lagi. Gaji cukup buat bayar kontrakan, jajan warteg, sama rokok dua bungkus. Sisanya? Sisanya buat... mikir.
Tapi tadi malam, si Rudi dari gedung sebelah bilang gini,
"Bang, daftar GBOWIN deh. Lumayan buat ngisi waktu."
Gue ketawa waktu itu. “Mainan beginian, Di?” Tapi dia jawab,
"Lu pikir gue bisa tahan 12 jam diem ngeliatin CCTV doang? Yang bikin gue waras cuma GBOWIN sama kopi sachet."
(Ia membuka ponsel usang, layar retak sedikit.)
Tadi sore gue daftar. GBOWIN, namanya. Iseng awalnya. Tapi...
Pas masuk, ada perasaan yang aneh. Bukan cuma soal game atau bonus. Tapi kayak ada jendela kecil di tengah dinding dunia ini — tempat lo bisa rehat, meski cuma lima menit.
Gue main dikit. Nggak menang, nggak juga rugi. Tapi malam ini... sepi-nya beda.
Kayak ditemenin. Bukan sama orang. Tapi sama sesuatu yang ngerti,
kalau jadi satpam malam itu nggak semudah kelihatannya.
(Hening sejenak. Ia menatap jam dinding.)
Gue tahu ini bukan jalan keluar. Bukan solusi.
Tapi kadang, orang kayak gue cuma butuh sedikit gangguan dari kenyataan.
Dan anehnya, daftar GBOWIN ngasih itu.
Jadi kalau lo pikir gue main karena ngejar cuan —
salah.
Gue main karena hidup terlalu diam,
dan kadang, suara digital itu...
lebih manusiawi daripada dunia nyata.
Penutup: Cerita Kecil dari Pinggir Kota
Cerita ini mungkin fiksi. Tapi suara seperti monolog itu nyata —
suara dari mereka yang hidup di sela-sela keramaian kota,
yang tak pernah tampil di layar utama,
tapi menyimpan kehidupan penuh pertanyaan.
Dan bagi sebagian dari mereka, daftar GBOWIN bukan sekadar klik.
Itu adalah bentuk bertahan,
di dunia yang terus berputar tanpa pernah menunggu mereka selesai berpikir.